Headlines News :
Home » , » PANGERAN LANANG DANGIRAN

PANGERAN LANANG DANGIRAN

Written By Admin on Kamis, 22 Juli 2010 | 10.16

     Dikisahkan bahwa Pangeran Kedawung yang disebut-sebut sebagai Sunah Tawangalun telah menjadi raja di Kerajaan Balumbang. Beliau mempunyai lima orang anak. Salah satu anaknya bernama Pangeran Lanang Dangiran, yang telah berumur 18 tahun. Sejak kecil Pangeran Lanang Dangiran ini suka sekali melakukan tirakat dengan bertapa di tempat-tempat yang angker.
     Ketika usianya 18 tahun itu, dia melakukan tapa dengan cara menghanyutkan diri di laut dengan menumpang pada sebuah papan kayu dan sebuah beronjong (alat penangkap ikan). Pangeran Lanang Dangiran selama menjalani tapa tak makan dan tak minum, Arus air laut terus membawa tubuh Pangeran Lanang Dangiran hingga memasuki wilayah Laut Jawa. Angin taufan dan gelombang yang besar telah melemparkan Pangeran Lanang Dangiran dalam keadaan tidak sadar yang disebabkan karena berbulan-bulan tidak makan dan minum. Pangeran Lanang Dangiran terdampar di pantai dekat daerah Sedayu (Lamongan).    Seluruh tubuh Pangeran Lanang Dangiran telah dilekati kerang, keong, dan karang-karang (remis). Badannya itu menyerupai bakaran jagung yang ditempelkan yang disebut "Brondong". Seorang kiai bernama Kiai Kendhil Wesi kebetulan sedang betjalan-jalan di pantai. la terkejut ketika melihat ada orang tergeletak di tepi pantai. Pangeran Lanang Dangiran segera ditolong oleh Kiai Kendhil Wesi.
     "Siapakah kamu ini dan mengapa sampai terdampar di tepi pantai?" tanya Kiai Kendhil Wesi kepada Pangeran Lanang Dangiran setelah siuman dan badannya telah segar kembali.
     "Maafkanlah saya, Kiai. Nama saya adalah Pangeran Lanang Dangiran dari Kerajaan Balumbang. Saat ini saya sedang menjalani tapa dengan mengendarai kayu dan bronjong. Kemarin ada angin taufan dan gelombang besar yang menderaku hingga aku tak sadarkan diri. Tahu-tahu aku sudah berada di rumah Kiai. Terima kasih atas pertolongannya, Kiai" kata Pangeran Lanang Dangiran.
     "Kau anak raja Balumbang? Kalau begitu kita masih ada hubungan darah. Aku juga masih keturunan dari raja-raja Balumbang, yaitu yang bernama Menakoemadi. Kareria kita masih ada hubungan persaudaraan, bagaimana kalau kamu tinggal saja di sini!" pinta Kiai Kendhil Wesi kepada Pangeran Lanang Dangiran.
     "Baiklah, Kiai. Aku akan tinggal di sini beberapa waktu!" Pangeran Lanang Dangiran tinggal menetap dengan Kiai Kendhil Wesi dan telah dianggap sebagai anaknya sendiri. la telah memeluk agama Islam. Karena rajin, tekun, teguh imannya, luhur budi, dan suci hatinya, tidak lama ia dapat juga tampil kemuka sebagai guru agama Islam. Lama kelamaan Pangeran Lanang Dangiran terkenal dengan julukan Kia Ageng Brondong.
     Dalam melakukan syiar agama.Islamnya, Kiai Ageng Brondong sampai di daerah Cirebon. Pada waktu itu, di daerah Panembahan Cirebon ada seorang putri yang sangat cantik jelita. Putri itu bernama Dewi Sekar arum. Putri ini tengah mengadakan sayembara yang isinya sebagai berikut. Barangsiapa yang berhasil memetik buah delima yang tumbuh di halaman rumahnya itu, akan diperbolehkan untuk mempersunting dirinya.
     Banyak yang mengikuti sayembara itu. Laki-laki tua muda baik yang sudah beristri maupun yang masih perjaka semua ingin memperistri Dewi Sekar arum yang cantikjelita itu. Satu per satu peserta sayembara memetik delima mendapatkan giliran. Peserta pertama rnulai menjulurkan tangannya, namun baru saja akan menyentuh buah delima, dia sudah menjerit kesakitan dan tangannya melepuh seperti terkena air panas. Kejadian serupa terulang kembali pada peserta berikutnya. Sampai akhirnya, tidak ada lagi peserta yang berani memetik buah delima. Ki Ageng Brondong yang memang berada di tengah-tengah peserta sayembara itu segera maju untuk mengikuti sayembara.
     "Wahai saudara-saudara. Aku Ki Ageng Brondong akan mengikuti sayembara memetik buah delima. Sebenarnya, buah ini dijaga oleh raja jin yang jahat. Tetapi dengan ridlo Allah Yang Maha Kuasa, aku akan meminta supaya jin itu dilumpuhkan agar tak menyengsarakan orang lagi!" kata Ki Ageng Brondong yang kemudian segera membaca doa-doa dari Al-Qur'an. Sebentar kemudian tampak asap mengepul sangat tebal. Dengan hilangnya asap itu tampak sesosok tubuh tinggi besar dengan raut muka menakutkan tengah tergolektak berdaya,
     "Aduh, ampuni aku. Aku akan bertobat dan tak mau mengulahgi perbuatanku lagi!" rintih sesosok bentuk menakutkan yang sebenarnya adalah Jin Supibar.
     "Mengapa kamu melakukan perbuatan itu? Mencelakai orang-orang?" tanya Ki Ageng Brondong.
     "Aku disuruh oleh Dewi Sekar arum!" kata Jin Supibar. Dewi Sekar arum mengakuinya. Dia melakukan hal itu untuk mencari calon suami yang tepat. Akhirnya, Dewi Sekar arum diperistri oleh Ki Ageng Brondong dan diboyong ke Surabaya, tepatnya di daerah Bataputih. Keturunan Ki Ageng Brondong dan Dewi Sekar arum inilah yang nantinya menurunkan adipati-adipati di Surabaya kemudian.



Share this article :

1 komentar:

 
Support : Creating Website | Moslem Template | Moslem Channel
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Tip Trik Facebook dan Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Moslem Channel