Headlines News :
Home » » Asal-usul ikan duyung

Asal-usul ikan duyung

Written By Admin on Kamis, 29 Juli 2010 | 17.08

     Dahulu ada suami istri yang mempunyai tiga orang anak yang masih kecil. Setiap pagi mereka makan bersama. Selesai makan barulah sang ayah berangkat bekerja ke kebun.
     Pagi itu mereka makan bersama, masing-masing mendapat jatah ikan secara adil. Kebetulan masih ada sisa ikan yang belum dimakan. Sebelum berangkat ke kebun si suami berpesan kepada istrinya.
     "Bu, simpanlah sisa ikan itu untuk makan nanti sore."
     "Baik, Pak. Akan saya simpan di lemari makan." jawab si istri.
     Sang suami berangkat ke kebun untuk mengolah tanah. Sang istri menyimpan sisa ikan itu di lemari makanan. Ketika siang hari sang istri dan ketiga anaknya makan bersama.
     Tiba-tiba anaknya yang paling kecil menangis. Anak itu minta makan dengan lauk ikan yang disimpan di lemari. Sang ibu mencoba menjelaskan bahwa sisa ikan itu hanyalah untuk ayah mereka, namun si bungsu malah menangis terus sembari'berguling-guling tiada henti.
     Akhirnya si ibu tak sampai hati, ia memberikan sisa ikan itu kepada si bungsu. Si bungsu pun berhenti menangis.
     Sore hari ayah mereka pulang dari kebun dalam keadaan lapar. Sang ibu segera menghidangkan makanan. Namun ketika sang ayah tidak melihat sisa ikan tadi pagi seketika keningnya berkerut dan wajahnya masam.
     "Bu, mana sisa ikan tadi pagi?" tanya sang ayah.
     "Maaf, Yah. Si Bungsu tadi menangis," kata sang ibu.
     "Kenapa ia menangis?"
     "Si Bungsu menangis minta makan dengan lauk ikan. Kemudian, sisa ikan itu saya berikan kepadanya."
     Sang ayah pun marah. la berhenti makan. Namun, sang ibu tetap diam. Sang ibu tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun. la hanya minta maaf karena merasa bersalah.
     "Saya minta maaf, Ayah. Saya merasa bersalah," kata sang ibu.
     "Aku tidak mau tahu. Aku telah berpesan agar sisa ikan itu disimpan," bentak sang ayah.
     "Saya telah menyimpan sisa ikan itu, tetapi si Bungsu menangis sambil berguling-guling meminta ikan. Saya tidak sampai hati melihatnya. Untuk itu, saya berikan sisa ikan kepadanya."
     Hari telah malam. Sang ayah masih tetap marah. Makin malam
marahnya pun makin menjadi-jadi sehingga istrinya merasa serba salah, sedih dan nelangsa.Tega-teganya suaminya marah seperti itu hanya karena sisa ikan dimakan anaknya sendiri yang paling kecil.
     Malam itu sang ibu menangis terus. Tapi si ayah masih marah-marah. Merasa taktahan dimarahi suaminya sang ibu meninggalkan rumah. la pergi ke laut.
     Malam itu ketiga anaknya telah tidur nyenyak. Sementara sang ayah masih tetap marah. Pada pagi harinya, sesudah bangun tidur, ketiga anaknya mencari sang ibu. Mereka mencari ke sana kemari, tetapi mereka tidak berhasil menemukan ibu mereka. Selanjutnya, si Sulung mengajak kedua adiknya mencari ibu mereka ke laut.
     "Dik, mari kita coba mencari ke laut," kata si Sulung.
     "Kenapa hams ke laut, Kak?" tanya si Bungsu.
     "Aku sendiri tidak tahu, barangkali saja ibu ada di sana."
     "Ya, mungkin ibu mencari ikan di laut agar ayah tidak marah-marah." kata si bungsu.
     "Benar! Bukankah adik kemarin menangis terus minta lauk ikan?"
     Mereka pergi ke laut, di tepi pantai mereka memanggil-manggil ibunya. Setelah lama memanggil-manggil ibunya, tiba-tiba ibu mereka muncul dari laut. Sang ibu pun segera menghampiri si bungsu dan rnenyusuinya.
Setelah itu, sang ibu berpesan agar ketiga anaknya segera pulang.
     Mereka mematuhi perintah ibunya. Mereka pun segera pulang. Namun, hingga malam hari tiba ibu mereka tidak juga kunjung datang. Oleh karena itu, esok harinya mereka pergi kembali ke laut.
     Pagi-pagi benar, mereka menyusul sang ibu ke laut. Setiba di laut, mereka memanggil ibu mereka lagi.
     "Ibu pulanglah ibu....! Si Bungsu ingin menyusul"
     Setelah tiga kali mereka memanggil, ibu mereka pun muncul dari laut. Sang ibu lalu menyusui si Bungsu.     Namun, pada waktu itu tubuh si ibu mulai bersisik. Akhirnya, mereka ketakutan. Mereka tidak percaya wanita yang bersisik itu adalah ibu mereka.
     "Mari bungsu, ibu akan menyusuimu." kata si ibu.
     "Tidak Kau bukan ibuku!" kata si bungsu.
     "Aku adalah ibu kalian bertiga "
     "Tidak! Kau bukan ibu kami!"jawab si sulung sembari mengajak adik-adiknya meninggalkan tempat itu.
Mereka pun terus berjalan, menelusuri pantai tanpa arah sembari
memanggil-manggil ibu mereka. Setiap kali itu pula si ibu muncul dengan wujud makin menakutkan, seluruh tubuhnya dipenuhi sisik ikan Demikianlah asal-usul ikan duyung di Sulawesi Tengah.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Moslem Template | Moslem Channel
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Tip Trik Facebook dan Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Moslem Channel