Dahulu ada seorang raja yang sudah lama hidup bersama Permaisurinya. Tetapi, sang Permaisuri tidak pernah hamil. Beliau mandul. Karena tidak mempunyai anak, Raja jadi sedih. Siapakah kelak yang akan menggantikan dirinya, pertanyaan itu selalu datang bertubi-tubi dalam benaknya.
Suatu hari sang Raja mengumpulkan semua pengawalnya. lalu Raja mulai berkata, "Malam ini, coba kalian pergi ke kolong rumah penduduk dan dengarkan kalau ada di antara mereka yang berkata, "Seandainya saya yang diperistri raja, saya akan segera hamil."
Setelah mendengar perintah raja, malam itu juga para pehgawal berangkat. Ada yang ke timur, ke utara, ke barat, dan ke selatan. Dalam perjalanan tiba-tiba turun hujan. Para pengawal bernaung di kolong rumah penduduk. Salah Seorang pengawal yang bernaung di kolong rumah si Miskin tiba-tiba mendengar si Gadis Miskin berkelakar, "Seandainya saya yang diperistri raja, saya akan melahirkan tiga orang anak yang berdada emas, seorang perempuan dan dua orang laki-laki."
Ketika hujan reda, pengawal raja tersebut segera pulang dan melaporkan penemuannya.
Tanpa pikir panjang, sang Raja memanggil si Gadis Miskin ke istana untukdimintai keterangan. Baginda bersama permaisurinya tercengang mendengar pengakuan si Gadis Miskin. Karena keinginannya untuk memperoleh keturunan, maka Baginda Raja mengawini si Gadis Miskin itu sebagai istri selir.
Tak lama kemudian, si Miskin hamil. la mengidam dan sangat menginginkan makan daging rusa. Karena baginda Raja amat menyayangi selirnya ini, sehingga segala macam permintaannya dikabulkan. Bahkan, Raja sendiri yang pergi berburu rusa. Melihat kasih sayang Raja yang demikian besar kepada si Miskin, maka sang Permaisuri pun mulai iri hati.
Ketika Baginda sedang berburu rusa di hutan, selir raja melahirkan. Kata-kata si Miskin memang betul. la melahirkan tiga orang anak, seorang perempuan dan dua orang laki-laki, Semuanya berdada emas. Akan tetapi, ketika si Miskin bersalin, mata dan telinganya ditutup. Hal ini merupakan aturan di istana kerajaan itu.
Dengan hati yang pilu, si Miskin tak dapat melihat, mendengar, dan mengenali anak-anaknya.
Ketika si Miskin melahirkan, kebetulan juga ada anjing beranak tiga ekor, satu betina dan dua jantan. Anak anjing itu kemudian diletakkan ke dalam baki dan dibawa ke istana untuk ditukarkan dengan anak si Miskin. Sementara itu, atas perintah permaisuri, anak si Miskin yang baru lahir dibawa ke inang pengasuh raja, yang tinggal jauh dari istana raja. Sedangkan si Miskin dibawa ke kolong istana tepat di bawah jamban, kemudian diikat.
Tidak lama, kemudian Baginda kembali dari berburu dengan membawa daging rusa hasil buruannya. Beliau diminta oleh Permaisuri untuk menyaksikan ketiga ekor anak anjing itu 'sebagai anak Raja' yang dilahirkan oleh si Miskin. Sang Raja marah melihat anak anjing itu dan menganggap si Miskin pembohong.
Beberapa tahun telah berlalu, dan anak-anak si Miskin yang berdada emas tumbuh sehat dan beranjak dewasa. Anak-anak ini dibesarkan dikebun karena inang pengasuh yang memelihara mereka adalah seorang petani. Anak-anak itu tidak tahu bahwa bapak mereka adalah Raja dan ibu mereka diikat di kolong istana oleh permaisuri. Pada suatu hari Baginda Raja mengadakan pesta. Pesta yang penuh hiburan, di antaranya penyabungan ayam. Mendengar adanya kegiatan Raja, maka inang pengasuh yang sangat menyayangi anak-anak berdada emas itu memerintahkan mereka untuk ikut menyabung ayam, Sang Nenek Inang Pengasuh berkata, "Ke sanalah engkau menyabung ayam, Cucu!" "Ayam apa yang akan kita pakai menyabung, sedangkan kita tidak punya ayam." tanya sang Cucu. Si Nenek berkata lagi, "Nanti saya buatkan ayam yang akan kau sabung!"
Oleh karena itu, dibuatkanlah seekorayam, dengan menyulapseekor kucing menjadi ayam jago. Mereka lalu membawanya ke istana.
Tiba di istana, Raja berkata, "Bagaimana anak-anak, apakah kalian juga punya niat untuk menyabung ayammu?"
Si Dada Emas menjawab, "Kalau ayam sudah dibawa, berarti siap disabung, Daeng."
Sesaat setelah dua ekor ayam melompat, tiba-tiba ayam milik raja terpental, keok! Akhirnya, Anak Berdada Emas pulang membawa sekantong emas berkat kemenangan ayam silumannya. Sang Permaisuri yang melihat anak-anak yang memiliki dada emas ini menjadi khawatir, sedangkan Baginda Raja penasaran atas kekalahannya.
"Datanglah lagi besok, Anak-anak! Kita menyabung ayam lagi," tantang Baginda Raja.
Setelah melaporkan pengalaman mereka di istana kepada nenek pengasuhnya, sang Nenek bertanya, "Bagaimana Cucu, apakah kalian masih mau menyabung ayam lagi?"
Si Dada Emas menjawab serempak, "lya Nek, kami senang jika menang lagi karena dapat emas."
Esoknya sang Nenek membuatkan ayam jago siluman lagi sambil berkata, "Jika kalian menang, janganlah minta emas. Tetapi minta dan bawalah pulang seorang wanita di kolong istana yang diikat persis di bawah jamban. Orang itu sudah berlumut dan dialah ibu kandung kalian." Mendengar berita itu, anak-anak berdada emas terharu dan berjanji dalam hati akan membebaskan ibunya.
Esoknya, dengan semangat berapi-api seakan-akan hendak pergi berperang, mereka menuju istana raja. Sesampainya di istana, sang Raja sudah menanti. Lalu diadakanlah pesta sabung ayam. Tidak berapa lama kemudian, ayam raja langsung mati berlumuran darah. Wajah Raja memerah. Malu. Akhirnya, diajaklah anak-anak yang berdada emas ini ke istana untuk diberi hadiah.
Sesampainya di istana, si Dada Emas berkata. "Sebagai pemenang, kami tidak menginginkan uang emas. Kami hanya ingin wanita yang ada di kolong istana ini, yang diikat di bawah jamban itu, supaya dibebaskan dan ikut bersama kami."
Raja heran, lalu bertanya, "Kalian mau apakan orang seperti itu? Dia itu pembohong!" Si Dada Emas menjawab, "Dialah ibu kami, Daeng."
Raja makin heran, tercengang mendengar hal ini. Tapi beliau belum percaya.
Tiba-tiba muncullah inang pengasuh dan si Burung Nuri sahabat anak-anak berdada emas itu. Si Burung Nuri lalu bercerita pada Raja dan semua yang hadir di situ, tentang kejadian beberapa tahun lalu ketika si Miskin melahirkan tiga orang anak yang berdada emas.
Sementara Burung Nuri bercerita, sang Permaisuri yang khawatir rahasia keburukan tingkah lakunya akan terbongkar, segera berkata, "Berhentilah engkau bercerita, hei Nuri!"
Akan tetapi Raja yang sudah tertarik pada cerita si burung Nuri segera memerintahkan, "Teruskan ceritamu!"
Ketika si Burung Nuri selesai bercerita, tiba-tiba sang Raja menangis. Beliau sedih telah tertipu oleh Permaisuri sehingga menelantarkan selirnya yang diikat di kolong istana, dan lebih sedih lagi karena tak mengenali anak-anaknya sendiri yang telah menantangnya menyabung ayam.
Akhirnya, setelah dibebaskan dan dimandikan, selir raja segera menjumpai anak-anaknya. Mereka berpelukan. Sang Raja yang merasa bersalah turut pula memeluk selir dan anak-anaknya yang berdada emas.
"Ternyata, selirku tidak berbohong. Permaisurilah yang jahat!" pikir sang Raja.
Atas perintah Raja, Permaisuri langsung ditangkap dan diikat di kolong istana persis di bawah jamban, menggantikan tempat si Miskin.
Demikianlah orang yang jujur pada akhirnya mendapat kebahagiaan, sedang si culas dan jahat akan mendapat hukuman sesuai dengan kejahatannya.
Home »
Cerita rakyat
» ORANG YANG BERDADA EMAS
ORANG YANG BERDADA EMAS
Written By Admin on Kamis, 29 Juli 2010 | 17.23
Label:
Cerita rakyat
OBAT BIUS
BalasHapus✔ Obat Tidur
✔ Obat Bius Cair
✔ Obat Bius Hirup
✔ Obat Bius Semprot
✔ Membesarkan Penis
CALL/WA : 0823 2299 4900