Headlines News :
Home » , » ASAL USUL KETINTANG

ASAL USUL KETINTANG

Written By Admin on Kamis, 22 Juli 2010 | 09.58

     Pada zaman kejayaan Kerajaan Majapahit, datanglah seorang laki-laki ke daerah yang masih berupa hutan lebat yang angker di kawasan Ujunggaluh. Selain berhutan lebat, daerah ini juga berpaya-paya dan
dihuni banyak makhiuk halus yang suka mengganggu orang yang berlalu lalang di Kali Brantas.
     Lelaki yang berani memasuki wilayah yang masih angker itu bernama Ki Wijil. Konon, dia masih keturunan Empu Gandring. Ki Wijil adalah nama pemberian dari seorang pembesar di Majapahit. Ki Wijil merasa tertarik untuk membuka hutan itu sebagai tempat pemukiman dan persawahan. Seorang diri, Ki Wijil membabat hutan, menebangi pepohonan, dan menebas semak-semak.
     Kegiatan Ki Wijil itu membuat semua makhiuk halus yang bersarang di dalam hutan itu menjadi marah dan ingin membunuh Ki Wijil. Antara Ki Wijil dan makhiuk halus kemudian terjadi pertarungan. Dengan kesaktian yang dimilikinya, para makhiuk halus itu dapat dikalahkan oleh
     "Kalian telah aku kalahkan, sekarang kuminta kalian pindah ke tempat lain karena tempat ini akan menjadi tempat pemukiman bagi manusia!" kata Ki Wijil kepada para makhluk halus yang telah ditaklukkannya.      Terbukanya hutan itu telah menarik perhatian orang-orang yang sering melewati Kali Brantas untuk berdagang di pedalaman Majapahit. Mereka kemudian berduyun-duyun ingin ikut bermukim di daerah yang telah terbuka itu. Ki Wijil pun telah membuat areal persawahan dan juga tempat tinggal. Dengan peralatan yang masih sederhana, Ki Wijil mengerjakan sawahnya. Hasilnya dibawa ke Ujunggaluh untuk ditukarkan dengan barang-barang keperluan sehari-hari. Tak lupa Ki Wijil membeli alat-alat pertanian yang dibuat dari Iogam.
     Karena telah dikerjakan dengan peralatan pertanian dari Iogam, hasil pertanian Ki Wijil berlimpah ruah. Hal ini tentu saja membuat heran orang-orang yang juga bermukim di daerah itu dan juga bekerja sebagai petani.
     "Kami semua heran melihat hasil pertanian Ki Wijil yang tampak sangat subur dan hasilnya sangat berlimpah ini. Apakah yang membuat demikian, Ki?" tanya warga yang berduyun-duyun datang ke rumah Ki Wijil untuk meminta pengetahuan sedikit perihal pertanian.
     "Ooo, itu. Sebenarnya aku bertani sama seperti kalian. Cuma aku telah menggunakan peralatan bertani yang terbuat dari logam sehingga pekerjaanku menjadi mudah dan hasilnya segera tampak. Kalian masih memakai alat-alat yang sangat sederhana. Sebaiknya, kalian mempergunakan alat seperti yang kupunyai ini!" Ki Wijil kemudian menunjukkan peralatan pertanian dari Iogam yang telah dibelinya dari Ujunggaluh. Semua yang hadir terheran-heran.
     "Bolehkah saya meminjamnya, Ki. Sehari saja, besok saya sudah memulai menggarap sawahku!" pinta salah satu dari warga daerah itu kepada Ki Wijil.
     "Baiklah, aku pinjami. Tetapi setelah selesai segera kembalikan!" Bukan main senangnya hati warga yang dipinjami alat pertanian dari logam itu oleh Ki Wijil. Dia berjingkrak-jingkrak dan menari-nari kegirangan.        
     Sejak kejadiaan itu, banyak warga yang selaiu meminjam peralatan pertanian milik Ki Wijil itu sehingga membuat Ki Wijil tak bisa mengerjakan sawah miliknya. Pekerjaan sawah Ki Wijil menjadi tersendat-sendat dan hasil panennya menyusut. Walaupun begitu, ia tetap gembira sebab orang-orang yang tinggal di daerahnya itu sangat tebal rasa gotong royongnya. Mereka sering membantu Ki Wijil mengerjakan sawahnya.
     Ki Wijil merasakan bahwa para tetangganya sangat memerlukan peralatan pertanian dari logam seperti miliknya agar hasil pertaniannya dapat berkembang maju. Terbawa oleh naluri leluhurnya (Empu Gandring), Ki Wijil ingin berbuat lebih banyak untuk para tetangganya dengan membuat alat- alat pertanian dari logam. Untuk itu, Ki Wijil kemudian meninggalkan kegiatannya bersawah dan mendirikan bengkel pandai besi. Setiap hari, Ki Wijil menempa besi untuk dibuat menjadi cangkul, arit, parang, keris, mata bajak, mata tombak, kapak, dan Iain-lain.
     Semakin lama usaha bengkel pandai besi Ki Wijil semakin berkembang dan sangat terkenal karena hasil pekerjaannya yang bagus. Akibatnya, banyak orang yarig memesan, tidak saja hanya tetangganya, tetapi juga dari daerah lain.
     Ki Wijil semakin dihormati dan disegani. Ki Wijil dianggap sebagai orang yang memiliki kesaktian. Nama Ki Wijil sebagai pandai besi pilihan telah menyebar ke mana-mana sehingga banyaklah orang yang datang kepadanya untuk berguru.
     "Kalian boleh berguru padaku. Akan tetapi, setelah kalian menjadi pandai besi, kalian harus menjual murah barang yang kalian hasilkan kepada para petani miskin. Kalian harus mau membantu mereka. Bagaimana?" tanya Ki Wijil kepada orang-orang yang ingin berguru menjadi pandai besi
     Semua orang itu menyatakan kesediaannya. Orang-orang yang telah menjadi murid Ki Wijil belajar dengan tekun membuat peralatan pertanian dari bahan logam. Setelah mereka mahir, mereka tidak mau kembali ke asalnya, tetapi ingin mendirikan bengkel pandai besi di daerah itu juga. Ki Wijil tidak merasa keberatan. la puas karena daerah yang dibukanya sekarang semakin ramai.   
     Selain terke/ial sebagai daerah pertanian, daerah Ki Wijil sekarang juga terkenal sebagai daerah pandai besi. Setiap hari tak pernah sunyi dari bunyi-bunyian hasil dari benturan besi dengan besi. Bunyi thing dan thang memenuhi seluruh daerah itu. Oleh karena daerah itu belum bernama, pada suatu kesempatan Ki Wijil mengumumkan kepada warganya bahwa daerah itu akan diberi nama.
     "Kalian semua menjadi saksi! Karena daerah ini setiap hari tak pernah lenggang dari bunyi thing dan thang, mulai hari ini daerah ini aku namakan Ketintang."
     Mulai saat itu, daerah itu bernama Ketintang. Daerah Ketintang sekarang masuk dalam Kecamatan Wonocolo, Surabaya Selatan. Dengan demikian Ki Wijil yang masih keturunan Empu Gandring itu adalah nenek moyang masyarakat di kelurahan Ketintang
Share this article :

1 komentar:

 
Support : Creating Website | Moslem Template | Moslem Channel
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Tip Trik Facebook dan Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Moslem Channel