Headlines News :
Home » » Air susu dibalas dengan air tuba

Air susu dibalas dengan air tuba

Written By Admin on Kamis, 29 Juli 2010 | 17.52

    
Dahulu di Lombok ada sebuah kerajaan bernama Kahuripan. Letak kerajaan ini di kaki Gunung Sasak, Lombok Barat. Raja Kahuripan, Prabu Aria Pelabu, tidak mempunyai anak laki-laki. Anaknya hanya dua orang perempuan. Anak sulung bernama Hina Manu dan adiknya bernama Hina Hentar. Raja Kahuripan sangat ingin mempunyai anak laki-laki, tetapi belum dikabulkan Tuhan Yang Mahakuasa.
     Prabu Aria Pelabu gemar menangkap ikan di muara sungai. Setiap pasang surut, sang raja pasti pergi beramai-ramai ke sana. Pada saat itu, air la'ut surut beratus-ratus meter ke tengah lautan. Air muara pun susut sehingga dengan mudah orang dapat menangkap ikan. Mereka menangkap ikan menggunakan jala, pukat, jaring, bubu, atau serok, bahkan dengan tangan kosong.
     Pada suatu malam sebelum pergi menangkap ikan, Prabu Aria Pelabu bermimpi menangkap seekor anak perkutut berbulu putih. Burung perkutut itu dibawa pulang ke istana dan dipelihara sehingga tumbuh menjadi besar. Warna bulunya sangat indah, suaranya keras dan merdu. Anehnya, burung itu kemudian berubah menjadi ular besar dan berbisa. Ular itu menggigit sang raja. Raja menjerit kesakitan sampai terbangun dari tidur. Lama sang raja termenung memikirkan buah mimpinya yang aneh itu.
     Pagi-pagi benar rombongan raja berangkat menuju muara Sungai Dodokan. Banyak pembesar negeri, seperti patih dan punggawa, ikut bersama raja. Para lurah dan rakyat juga berbondong-bondong mengiringi raja. Tengah hari, sampailah mereka ke muara.
     Raja Kahuripan beristirahat sebentardi pesanggrahan. Setelah itu, beliau pergi ke muara bersama permaisuri dan kedua putrinya. Setelah sampai di rnuara, tiba-tiba dilihatnya sebuah peti terapung-apung. Peti itu sangat bagus berkilauan cahayanya ditimpa sinar matahari. Raja segera menyuruh patihnya untuk mengambil peti itu.
     Setelah tiba dipinggir muara tampak bahwa peti itu berisi bayi lelaki. Bayi itu sangat tampan dan sehat.
     "Bayi ini tentu bukan anak orang biasa, Tuanku," kata sang patih.
     "Ya, lihatlah alas tidurnya dari sutra dan songket yang mahal. Petinya berukir dan berlapis hiasan dari perak," ucap sang permaisuri.
     "Hamba ingin bayi itu menjadi anak lelaki hamba," sambung sang permaisuri..
     Prabu Aria Peiabu diam, tidak berkata sepatah kata pun. la sangat tertarik kepada bayi itu, tetapi ia ingat mimpinya semalam.
     Peti itu pun segera dibawa ke pesanggrahan. Raja menyuruh para pendeta istana memberkati bayi dalam peti itu sebab bayi itu akan diambil sebagai putra. Akan tetapi, mimpi aneh itumuncul dalam benaknya dan dituturkannya kepada para pendeta.
     "Tuanku, menurut nasihat hamba, janganlah Tuanku mengambil anak ini. Biarlah ia hanyut di laut atau Tuan berikan kepada patih atau lurah sebab anak ini kelak akan mendatangkan bencana bagi Tuanku," kata
sang pendeta.
     Semula raja ingin menuruti nasihat pendeta, tetapi permaisuri bersikeras ingin mengambil bayi itu. Akhirnya, raja mengalah.
     "Kanda Prabu, biarlah bayi ini menjadi anak lelaki kita. la akan menjadi putra angkat pengawal kerajaan Tuanku. Kita pelihara bayi ini dengan kasih sayang dan kita beri pelajaran yang baik. Pasti ia akan menjadi anak yang berbakti kepada kita. Andai kata ia akan melawan Tuanku, betapalah kekuatannya melawan kesaktian Tuan. Tuan adalah Raja Kahuripan yang rnaha sakti yang tidak akan terkalahkan siapapun," kata
permaisuri.
     Prabu Aria tertawa terbahak-bahak menderigar ucapan permaisuri, "Ha ... ha ... ha, benar kata Dinda. Tidak ada makhluk yang sanggup melawan kesaktianku. Ya ... ya, anak ini akan, menjadi anak lelaki kita, ha ... ha ..: ha ...."
     Akhirnya, bayi itu dipelihara sebagai putra kesayangan Raja Kahuripan. la diberi nama Ki Rangga. Bertahun-tahun lewat, Ki. Rangga sudah dewasa.
     la berusia dua puluh tiga tahun dan telah beristri. Raja Kahuripan memberinya sebuah desa dengan laskar berkekuatan lima ratus orang.
     Ki Rangga terkenal sangat sakti dan tampan. Tidak seorang pun dari para patih berani melawan perintahnya.
     Pada suatu malam di bulan purnama, Ki Rangga memasuki rumah kediaman putri raja, yaitu Hina Manu dan Hina Hentar. Rupanya Ki Rangga mencintai kedua kakak angkatnya itu. Pengawal istana melaporkan kejadian itu kepada Raja Kahuripan. Bukan main murka sang raja. Wajahnya merah padam dan kedua biji matanya merah seperti bara. Rambutnya berdiri seperti duri landakdan dari ubun-ubunnya keluar asap berwarna biru jingga. Raja Kahuripan memerintahkan para patih untuk menangkap Ki Rangga. Tidak ada seorang pun patih andalan sanggup menangkap, apalagi membunuhnya.
     "Ampun Tuanku, Ki Rangga luar biasa sakti. Hamba tak sanggup menangkapnya'. Hanya dengan Tuanku, kesaktian Ki Rangga bisa tertandingi," kata para patih ketakutan.
     Raja bertambah murka kepada para patihnya yang pengecut itu, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Kemudian, ia mencari satu tipu muslihat.
     Keesokan harinya, Ki Rangga pura-pura diajak.pergi menangkap ikan di kolam raja di desa Mesanggo. Setelah sampai di Mesanggo, raja pura-pura pulang lebih dahulu karena akan ada tamu, yaitu Hama Kui dan Harna Kereng. Mereka adalah dua orang pendekar luar biasa sakti yang sengaja diundang oleh raja.
     Setelah raja pergi, Ki Rangga dikeroyok para patih dan prajurit. Terjadilah pertempuran amat seru di dalam kolam. Senjata berbaur dengan lumpur kolam. Banyak prajurit menemui ajal. Air lumpur kolam menjadi merah oleh darah. Ki Rangga tidak dapat dikalahkan, bahkan ia berlari mengejar raja. Raja segera dilarikan masuk ke istana. Pintu gerbang pun ditutup rapat-rapat. Lalu, keluarlah Hama Kui dan Hama   Kereng rnenunggu Ki Rangga di luar gerbang istana. Saat Ki Rangga sampai, dengan tidak banyak bicara terjadilah pertempuran sengit. Pada saat beroerang itu, tampak oleh Ki Rangga putri Hina Manu dan Hina Hentar di atas tembok istana. Ki Rangga memandang ke arah kedua putri itu. la lengah sebentar. Kesempatan itu dipakai oleh Hama Kui dan Hama Kereng untuk menjerat Ki Rangga dengan jala dan jerat sutra. Ki Rangga tertangkap, lalu dibawa ke dalam istana. la diikat di batang pohon besar. Esoknya ia akan dihukum gantung.
     Pada malam harinya, diam-diam kedua putri melepaskan Ki Rangga. Ki Rangga melarikan diri bersama istri dan beberapa orang pengiring. la menuju daerah selatan, di pantai Tabua. Raja Kahuripan tahu akan hal itu. Beliau segera meminta bantuan Raja Pejanggi untuk menangkap Ki Rangga. Pantai Tabua berada di wilayah kekuasaan Raja Pejanggi di Lombok Tengah. Raja Pejanggi mengirim sepasukan laskar untuk menangkap Ki Rangga. Para prajurit Pejanggi tidak sanggup menangkap Ki Rangga. Dari selusin prajurit yang dikirim, hanya enam orang pulang kembali. itu pun dalam keadaan cacat dan luka.
     Akhirnya, Raja Kahuripan meminta bantuan dua pendekar bersaudara bemama Aria Pati dan Neq Dipati. Kedua pendekar itu berasal dari Batu Dendeng. Pada mulanya, Aria Pati dan Neq Dipati tidak mampu mengalahkan Ki Rangga. Mereka pun mencari tipu muslihat. Kedua pendekar sakti itu mengubah diri mereka menjadi dua orang gadis cantik. Kedua gadis jelmaan itu merayu Ki Rangga untuk mencari rahasia kesaktiannya. Terkena bujuk rayu dua gadis itu, Ki Rangga membuka rahasia dirinya. la tidak dapat dibunuh bila Sudah berada di luar kamar tidurnya. Bila berada di kamarnya, jangankan dengan pedang pusaka, dengan arit buntung pun ia akan mati. .
     Tiba-tiba, kedua gadis itu berubah menjadi dua pendekar, yaitu Aria Pati dan Neq Dipati. Ki Rangga pun dibunuh dengan keris pusaka. Ujung keris itu tembus mengenai Neq Dipati. Pada waktu Aria Pati mau menolong adiknya, ia pun terkena pangkal keris pusaka itu. Ketiganya pun mati bersama-sama. Bukit tempat Ki Rangga bersama Aria Pati dan Neq Dipati tewas itu sekarang disebut Gunung Tirangga.
Begitulah nasib orang yang tak tahu balas budi. Sejak masih bayi dipelihara Raja sesudah besar malah memusuhi Raja. Ini ibarat air susu dibalas dengan air tuba.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Moslem Template | Moslem Channel
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Tip Trik Facebook dan Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Moslem Channel